BOROS bisa berarti menghamburkan harta. Padahal yang tidak
berguna bagi diri dan orang lain serta tidak diridai Allah bisa merusak
diri dan orang lain.
Orang yang boros adalah orang yang durhaka kepada Allah SW yang memerintahkan hamba-Nya untuk tidak boros sebagaimana firman-Nya, "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros" (Q.S.
Al-Isra: 26).Orang yang boros adalah orang yang durhaka kepada Allah SW yang memerintahkan hamba-Nya untuk tidak boros sebagaimana firman-Nya, "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
Selain itu, orang yang boros adalah orang ingkar kepada nikmat Allah SWT. Karena ia menghambur-hamburkan nikmat yang diberikan kepadanya. Hal ini merupakan bentuk dari kufur nikmat.
Orang yang boros juga menyimpang dari jalan Allah karena menggunakan harta di jalan yang salah. Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas mengatakan, "Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar."
Perilaku orang yang boros lainnya, berlebih-lebihan atau tidak adil karena tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Juga menyia-nyiakan kesempatan melakukan amal kebaikan, seperti bersedekah.
Perilaku-perilaku pemboros mirip dengan perilaku setan yang sealalu ingkar dan durhaka sebagaimana firman-Nya, "Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah" (Q.S. Maryam): 44).
Dalam ayat lain, "Setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya" (Q.S. Al-Isra: 27).
Karena mirip dengan perilaku setan, Allah menjadikan orang yang boros sebagai saudara setan, sebagaimana termaktub dalam Al Isra (17) ayat 27, "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya."
Ibnu Katsir Rahimahullah menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan, "Dikatakan demikian karena orang yang bersikap boros menyerupai setan" (Tafsir Ibnu Katsir).
Oleh karena itu, ketika seseorang boros maka nasibnya akan sama dengan setan. Ia akan celaka baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sebagai seorang muslim tentunya kita tidak ingin disebut saudara setan karena setan merupakan seburuk-buruknya teman. Allah SWT berfirman, "Barang siapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya" (Q.S. An-Nisa: 38)
Lebih dari itu, setan merupakan musuh yang nyata bagi kita. Allah berfirman, "Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala" (Q.S. Fathir: 6)
Untuk itu, hendaknya kita menjauhi sifat boros dengan cara hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Sebagaimana perintah Allah, "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian" (Q.S. Al Furqan: 67). Wallahu'alam.
0 komentar:
Posting Komentar