DALAM hadis, Rasulullah SAW, mengemukakan pedoman kehidupan yang
diakui kebenarannya oleh para ahli dalam segala bidang sampai sekarang.
"Tinggalkanlah hal-hal yang meragukan dan berpeganglah pada hal-hal yang
tidak meragukan!"
Keraguan merupakan penyakit yang berbahaya dalam segala lini kehidupan ini, sebab keraguan membuat seseorang tidak percaya diri dan sikap ini akan bermuara pada keputusan yang tidak solid. Misalnya, dalam ilmu militer yang juga sudah menjadi doktrin dalam ilmu militer Cina kuno, "Jangan menyerang jika tidak yakin akan menang!" Para pilot juga ditanamkan disiplin, "Jangan terbang jika kamu tidak yakin terhadap kondisi pesawat, kondisi fisik, dan mentalmu untuk terbang saat ini!"
Dalam kehidupan sehari-hari yang lebih sederhana dapat dibuktikan betapa
berbahayanya kalau kita masih ragu-ragu, apakah harus pergi atau tidak.
Kalau dalam keraguan tersebut memutuskan untuk pergi, dalam perjalanan
akan terjadi "peperangan" dalam diri kita sendiri. Akibatnya, wajah
menjadi tegang dan kurang konsentrasi. Apabila kita menyopir sendiri,
kendaraan yang kita kemudikan akan berjalan tidak stabil, sehingga akan
membingungkan pengemudi di belakang kita. Dengan kondisi kejiwaan
seperti itu, sering terjadi, misalnya, lupa menghidupkan lampu
pemberitahuan sewaktu membelok atau kondisi lampu "merah" atau "hijau",
pada akhirnya akan terjadi kecelakaan. Keraguan merupakan penyakit yang berbahaya dalam segala lini kehidupan ini, sebab keraguan membuat seseorang tidak percaya diri dan sikap ini akan bermuara pada keputusan yang tidak solid. Misalnya, dalam ilmu militer yang juga sudah menjadi doktrin dalam ilmu militer Cina kuno, "Jangan menyerang jika tidak yakin akan menang!" Para pilot juga ditanamkan disiplin, "Jangan terbang jika kamu tidak yakin terhadap kondisi pesawat, kondisi fisik, dan mentalmu untuk terbang saat ini!"
Dalam bentuk yang lebih strategis, misalnya seorang pejabat pemerintahan di tingkat desa, kecamatan atau pusat, masih ragu apakah keputusan yang akan ditekennya sudah tepat atau belum, sebaliknya ingatlah pesan Rasulullah SAW, jangan mengambil keputusan pada suatu masalah yang masih ragu. Untuk itu, perlu diperkuat data dan argumentasi tentang masalah tersebut, sehingga pada batas akhirnya akan ditemukan titik keyakinan. Lebih mendasar dan besar dampak dari suatu keputusan, maka diperlukan data dan argumentasi yang lengkap.
Lebih jauh dalam masalah keraguan ini, Rasulullah SAW mengingatkan umatnya, "Sesungguhnya sikap kalau (ragu) merupakan pintu gerbang segala kegiatan setan".
Sekarang menyeruak pertanyaan, apakah korelasi antara keraguan dan kegiatan dari pengaruh setan? Guna membuktikan kebenaran nasihat Rasulullah tersebut dapat dihubungkan dengan kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, keluhan dari seorang yang sudah bekerja keras dari pagi sampai malam, tetapi jika diukur dari sudut perekonomian mereka masih belum beruntung dibandingkan dengan orang lain yang tidak Islam dan tidak pernah berdoa. Kemudian, muncul praduga. "Saya sudah bekerja keras dan berdoa, sedangkan mereka tidak, mengapa mereka lebih sukses, kalau begitu Tuhan tidak adil. Kalau saya seperti mereka, mungkin saya bisa sukses seperti mereka. Kalau Tuhan memberi keadilan yang sama, tentu nasib saya akan sama dengan mereka."
Dari sikap keraguan yang berhulu dari "kalau" tersebut bermuara terhadap seseorang berburuk sangka kepada Allah SWT, dan ini merupakan kiat canggih setan dalam meruntuhkan iman seseorang. Sikap hidup yang dimulai dari "kalau" akan menimbulkan kegelisahan dan ketaktenangan dalam menerima kenyataanm hidup.
Contoh lain, banyak juga di antara kita yang menyesali masa lalu sebab berangkat dari sikap "kalau". "Kalau" saya menikah dengan si fulan, mungkin nasib saya lebih dari sekarang. Kalau saya lahir dan menjadi warga negara suatu negara, mungkin kehidupan saya lebih baik dari sekarang atau kalau saya dahulu sekolah di kota anu dan memilih jurusan anu, mungkin kondisi saya sekarang akan berbeda.
Alhasil, sikap hidup yang diawali dengan sikap "kalau" akan membuahkan sikap ragu dan sikap berburuk sangka kepada orang lain, kepada tetangga, kepada kedua orangtua, dan kepada Allah Swt.
2 komentar:
Bahaya ragu. Untuk mengatasinya lakukan pengulanagan kata yang ingin kita yakini.
terima kasih Wahyudin Bani Atmaja atas kunjunganya.
Posting Komentar