Assalamu'alaikum wr. wb. Terima Kasih Atas Kunjungannya. Jangan lupa isi buku tamunya ya :)

Kamis, 27 Desember 2012

Batas Kekuatan Manusia

"ALLAH, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat. Kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menjadikan apa saja yang dikehendakiNya, dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (Q.S. Ar Rum: 54).


Kekuatan dan kekuasaan manusia sebagai bagian dari berbagai jenis makhluk ciptaan Allah SWT, memiliki batas. Baik batas usia, kebugaran, daya pikir, maupun kekuasaan atas segala sesuatu yang meliputi harta, tahta, pangkat, jabatan, dan lain-lain. Tidak ada yang langgeng. Semua akan menemui ujung pada titik tertentu. Apakah berupa ajal kematian, apakah berupa selesainya suatu garapan pada satu bidang kerja. Ada yang mulus, ada yang rumit, sehingga ditandai kehancuran mengenaskan.

Tidak ada yang abadi di muka bumi (Q.S. Ar Rahman: 26). Setiap yang bernyawa akan menemui maut (Q.S. Ali Imron: 185).

Termasuk dalam hal kekuasaan. Banyak orang yang mendapat amanah kekuasaan dari Allah SWT, melalui rakyat yang memilih seseorang menjadi pemimpin formalnya. Mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah. Tapi kekuasaan nyata tetap ada di tangan Allah SWT.

Dia Maha Pemilik Kekuasaan. Memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mencabutnya dari siapa saja yang Dia kehendaki pula. Dia memuliakan siapa saja yang Dia kehendaki, dan menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki pula. Dia pemilik segala kebajikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu (Q.S. Ali Imran: 26).

Karena itu, di dalam Kitab Suci Alquran, terdapat kisah-kisah para penguasa zaman dulu yang sombong arogan, menyalahgunakan kekuasaannya untuk berbuat zalim. Bukan saja terhadap manusia, rakyat yang seharusnya dipimpin diayomi, tapi juga zalim kepada Allah SWT.

Sebut saja Namrudz dan rezimnya, yang menentang dakwah tauhid Nabi Ibrahim AS. Bahkan mereka menangkap dan membakar Nabi Ibrahim AS. Namun atas kehendak Allah SWT, api menjadi dingin sehingga Ibrahim selamat (Q.A. Al Anbiya: 69). Atau rezim Firaun yang menentang dakwah Nabi Musa AS.

Dengan mengandalkan kehebatan pasukan dan harta kekayaan, yang menjadikan Firaun mampu membangun "pasak" bumi, berupa piramid-piramid mirip bukit menjulang tinggi (Q.S. Al Fajr: 10), Firaun mencoba melemahkan dakwah Musa AS. Hingga pada akhirnya, Firaun dan balatentaranya ditenggelamkan di laut (Q.S. Thaha : 78). Semua itu mencontohkan, betapa kekuasaan terutama yang disalahgunakan sangat rawan ditelan kehancuran.

Pada zaman modern, tak sedikit pula contoh penguasa terjungkal akibat perilakunya yang menyimpang dari amanah, melanggar undang-undang, peraturan, norma, dan etika. Mulai dari para diktator semacam Stalin, Idi Amin, Sadam Hussein, dan Husni Mubarak, termasuk pejabat di negeri kita. Banyak pula contoh yang terjadi di tingkat lokal kabupaten, kota, malah kampung dan desa. Itu menunjukkan, kekuatan dan kekuasaan manusia amat terbatas. Sangat kecil dibandingkan Maha Pemilik Kekuasaan, Allah SWT, yang memerintahkan semua manusia beriman dan bertakwa kepada-Nya. Menjadi lemah, tua, beruban, pikun, dll., merupakan bukti yang harus ditafakuri, karena akan menimpa siapa saja, baik kaum elite, maupun kaum alit. Tak ada alasan untuk merasa tampan, kaya, punya kuasa, sehingga merasa bebas berbuat sewenang-wenang.

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Jajang Rohana Visit Original Post Islamic2 Template