Diceritakan dalm Hadits (Sa’aadatud Daroini hal;88).
Ketika Alloh SWT ‘azza,waJalla telah menciptakan Nabi Adam AS nenek
moyang kita dan setelah membukakan penglihatan matanya, maka
memandanglah Nabi Adam AS pada ‘ARSY dan melihat tulisan ‘MUHAMMAD’
diatas ‘PENDOP0′-NYA’ARSY, maka maturlah kepada Alloh,-: Duhai Tuhanku,
adakah orang yang lebih mulya disampingMU selain aku”.Jawab Alloh SWT:
“Benar, Yaitu nama seorang Nabi dari keturunan-mu yang lebih mulya
disamping-MU dari pada engkau.Dan jika tidak karena Dia, AKU tidak
menciptakan langit, bumi,surga dan neraka”
Setelah Alloh menciptakan Ibu Hawa dari tulang rusuk kiri Nabi Adam
AS, maka Nabi Adam AS mengarahkan pandangannya keatas dan terlihatlah
olehnya “satu makhIuq” yang lain dari padanya seorang wanita cantik
jelita yang karenanya Alloh SWT memberikan rasa syahwat kepada Nabi Adam
AS. Dan
Untuk lebih mendorong kita melaksanakan ibadah-ibadah pada siang maupun pada malam-malam ramadhan seperti Qiyamullail / Sholat Tarawih, kami salinkan dialog Ali bin Abi Thalib r.a. bersama Nabi kita Muhammad SAW dalam kitab "Durratun Nashihin" halaman 66 / 67 Bab 4 tentang "Fadhillah Bulan Ramadhan" sebagai berikut "Ali bin Abi Thalib r.a. bertanya kepada Rosulullah SAW tentang Fadhillah Sholat Tarawih, Nabi Kita SAW menjawab : Sholat Tarawih / Qiyamullail pada :
Malam 1 : Diampuni dosanya, bersih seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.
Malam 2 : Diampuni dosanya dan dosa kedua orang tuanya yang mukmin
Malam 3 : Malaikat memanggilnya dari bawah "Arasy" segeralah kamu beramal karena Allah mengampuni
Tak ada orang yang ingin hidupnya tidak bahagia. Semua orang ingin
bahagia. Namun hanya sedikit yang mengerti arti bahagia yang
sesungguhnya. Hidup bahagia merupakan idaman setiap orang, bahkan
menjadi simbol keberhasilan sebuah kehidupan.
Tidak sedikit manusia yang mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya.
Menggantungkan cita-cita menjulang setinggi langit dengan puncak tujuan
tersebut adalah bagaimana hidup bahagia.
Hidup bahagia merupakan cita-cita tertinggi setiap orang baik yang
mukmin atau yang kafir kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Apabila
kebahagian itu terletak pada harta benda yang bertumpuk-tumpuk, maka
mereka telah mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Akan tetapi
tidak dia dapati dan sia-sia pengorbanannya.
Apabila kebahagian itu terletak pada ketinggian pangkat dan jabatan,
maka mereka telah siap mengorbankan