MENJADI
haji tidak sebatas menyandang gelar di depan setelah menunaikan Rukun
Islam kelima. Namun perlu pembuktian nyata di tengah kehidupan
sehari-hari, baik bagi pribadi masing-masing, keluarga, masyarakat
terdekat maupun bangsa dan negara.
Sebab sejak mengenakan ihram di miqat, setiap orang yang berhaji sudah mengucapkan ikrar lewat
talbiah. Tintinya mengakui keesaan Allah SWT dan berpasrah diri sepenuhnya hanya kepada-Nya (dainunnah lillahi wahdah). Tidak kepada siapa-siapa yang cenderung menyekutukan-Nya, karena Dia tidak punya sekutu apa pun dan siapapun. La syarikalak.
Juga hanya memuji Allah SWT, bersyukur atas nikmat-Nya dan tunduk kepada kekuasaan-Nya. Tidak memuji diri sendiri (narsis), memuji pangkat atau jabatan makhluk mana pun untuk kepentingan apa pun.
Para haji adalah pemakmur masjid. Sebab selama di Tanah Suci senantiasa berada di masjid. Terutama pada waktu salat fardu lima waktu. Atau di luar itu, untuk itikaf, tadarus, dan ibadah-ibadah sunah lain yang berbasis masjid. Sedangkan orang yang memakmurkan masjid adalah orang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, menegakkan salat, mengeluarkan zakat serta tidak takut terhadap apa pun selain Allah. Itulah orang yang diharapkan mendapat petunjuk (Q.S. Attaubah: 18).
Para haji adalah patriot bangsa dan negara. Dalam doa yang biasa diucapkan ketika wukuf di Arafah, terdapat permohonan agar tanah air Indonesia aman, penuh berkah, jauh dari bencana alam, wabah penyakit, perbuatan keji dan mungkar, pelanggaran hukum, juga serangan dan ancaman beraneka ragam baik tersembunyi maupun terang-terangan.
Hal itu, tercatat jelas dalam sejarah. Para haji terdahulu, telah membuktikan kecintaan mereka kepada bangsa dan negara. Mereka berada di barisan terdepan untuk menegakkan keadilan dan membasmi kebatilan. Pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang, tercatat para pejuang kemerdekaan digerakkan oleh para haji.
Seperti Kiai Tapa di Banten (abad ke-19), Kiai Bagus Rangin di Jatitujuh Majalengka (abad ke-19), K.H. Hasan Arief di Garut (1917), K.H. Zainal Mustofa di Singaraparna Tasikmalaya (1944), dll. Mereka tidak menikmati kehajian mereka secara individual. Namun dipersembahkan untuk kepentingan bangsa dan negara tercinta. Mereka membentuk pribadi-pribadi terpuji (kamil), keluarga bahagia sejahtera (sakinah, mawaddah, rahmah), masyarakat ramah penuh damai dan kasih (marhamah). Sehingga menjadi tiang penopang bangsa dan negara yang subur makmur gemah ripah penuh ampunan Allah (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur).
Itulah haji "sehaji-haji"nya yang mampu menjadi wakilun taghayyarun (agen perubahan) di segala bidang dan tingkatan kehidupan menyeluruh. Mampu menjalankan amar makruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan sekaligus mencegah dari kemungkaran) secara baik dan benar.
2 komentar:
Online Gambling and Casinos - Dr. Megan Cadeo
Play slots 고양 출장샵 or table games, 목포 출장마사지 blackjack, roulette and more at Dr. Megan Cadeo 밀양 출장마사지 Casino! Find out more 대전광역 출장마사지 about casino games, live 사천 출장마사지 dealer, roulette and more!
ik103 afforebag vg371
Posting Komentar